Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo
Kota Solo merupakan salah
satu kota di Jawa Tengah yang cukup berkembang. Indikasi berkembangnya suatu
kota, ditandai dengan semakin tingginya jumlah penduduk dan bertambahnya
aktivitas. Tidak dipungkiri lagi hal tersebut memicu semakin tingginya produksi
sampah yang dihasilkan oleh kota tersebut setiap harinya. Tanpa adanya
perhatian yang serius dari berbagai pihak terutama pemerintah, permasalahan
sampah akan menjadi persoalan besar yang yang akan sulit diatasi terutama dalam
hal pengelolaan sampah. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo yang terletak
di Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Surakarta.
Adanya TPA Putri Cempo
yang berada di daerah tersebut sebagian masyarakat menjadikannya sebagai tempat
untuk mencari nafkah atau untuk memenuhi kebutuhan hidup. Masyarakat yang
memanfaatkan TPA sebagai tempat mencukupi kebutuhan hidup adalah pemulung dan
penadah barang bekas. Rumah – rumah di dekat TPA banyak dipenuhi barang-barang
bekas yang kebanyakan plastik, yang nantinya akan dijual ke pabrik. Selain itu
truk – truk pengangkut sampah DKP berseliweran yang datang dan masuk TPA, hal
itu membuktikan bahwa sampah – sampah yang ada di kota solo sangatlah banyak.
Dengan jumlah penduduk
yang semakin meningkat konsumsi masyarakat semakin melonjak sehingga berakibat
pada peningkatan jumlah sampah.Belum lagi apabila Solo ada event yang menyedot
penonton dari berbagai wilayah sehingga produksi sampah semakin berlipat ganda.
Sementara itu, pengelolaan sampah di kota Solo masih menggunakan cara yang konvensional
yakni sistem pembuangan terbuka atau open dumping dimana sampah dibuang ke
tanah yang sudah di gali setelah itu sampah ditutup tanah lagi. Cara tersebut
terbukti tidak efektif karena areal yang digunakan untuk menampung sampah suatu
saat akan mengalami keterbatasan daya tampung atau overload.
Untuk saat ini TPA Putri
Cempo sedang mengupayakan pembangunan PLTSa, agar sampah yang overload bisa
digunakan bahan bakar PLTSa, sehingga sampah yang setiap hari datang dapat
berkurang dan diolah menjadi listrik.
Di Balik Bau Menyengat TPA Putri Cempo, Banyak Warga Gantungkan Hidup dari Memulung
Banyak cerita yang bisa
didapatkan dari keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, yang
berlokasi di Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Solo.
Ya, setiap hari terdapat
puluhan truk pengangkut sampah berlalu-lalang dari pagi hingga malam tiap
harinya.
Truk-truk sampah itu
berasal dari wilayah Kota Solo, namun ada pula truk pengangkut sampah dari
Kabupaten Karanganyar, tetapi dengan ketentuan telah mendapatkan izin dari Wali
Kota Surakarta dan lurah setempat.
Semua truk yang datang
sebelum ke tempat pembuangan akhir harus melalui proses pengukuran berat dan
pemilahan sampah.
Paijo, Ketua RW 39
Jatirejo, Mojosongo, Jebres mengatakan, adanya TPA Putri Cempo mejadikan banyak
warga sekitar TPA Putri Cempo memilih berprofesi sebagai pemulung.
Mereka mencari
sampah-sampah yang masih bisa dimanfaatkan untuk dijual ke pengepul hingga
melalui proses daur ulang.
"Di RW 39 ini
misalnya, banyak warga yang jadi pemulung, sebagai pencaharian masyarakat
sekitar," katanya.
Selain itu juga, warga
sekitar TPA Putri Cempo banyak yang memelihara sapi. Dimana setiap hari,
sapi-sapi itu diumbar atau sengaja dilepas untuk mencari sampah organik di
lokasi TPA.
Sapi-sapi milik warga
sekitar dilepaskan ketika pagi dan dikandang kembali menjelang malam hari.
Meskipun demikian,
keberadaan TPA juga menimbulkan dampak negatif yang kerap kali dikeluhkan warga
setempat. Seperti asap dari kebakaran sampah yang terjadi berulang kali dan
sulit dipadamkan.
Juga bau busuk yang
menyengat ke pemukiman warga, hingga rentan terjangkit gangguan kesehatan. Hal
itu disebabkan karena aroma gunungan sampah terbawa angin hingga ke pemukiman,
utamanya ketika hujan tiba.
Selain itu, kondisi
sumber air warga di sekitar TPA Putri Cempo juga terancam mengalami dampak
pencemaran. Namun hingga kini masih dinyatakan aman oleh Dinas Kesehatan
(Dinkes).
warga Jatirejo
mengatakan, masyarakat sekitar TPA Putri Cempo mengandalkan pasokan air titis
dari pemerintah daerah.
Pihak Dinas Kesehatan
juga tetap melakukan pengecekan secara berkala untuk memastikan keamanan sumber
air warga RW 39.
PLTSa Putri Cempo
Pembangkit Listrik Tenaga
Sampah (PLTSa) Putri Cempo Solo, Jawa Tengah, ditargetkan beroperasi seluruhnya
untuk tahap pertama pada Desember 2022. Nantinya, PLTSa tersebut akan
menghasilkan listrik sebesar 8 Megawatt.
PLTSa ini akan mengolah
sampah yang sudah dipilah menggunakan mesin maupun dipilah secara manual.
sekian dari saya,
Komentar
Posting Komentar